Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa usia penderita kanker kini semakin muda, dengan deteksi kanker payudara pada usia di atas 20 tahun. Sekitar 90% kasus ditemukan pada stadium 3 dan 4, dengan risiko kematian mencapai 70%. Sebaliknya, deteksi dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 90%
Kematian akibat kanker pada wanita di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan data Globocan 2022, kanker payudara memiliki insiden 33 per 100 ribu penduduk, sementara kanker leher rahim mencatat 23 per 100 ribu penduduk. Tren kasus kanker terus meningkat, dengan lebih dari 50% kasus baru teridentifikasi pada stadium lanjut.
Dr. Nadia menyoroti tantangan utama dalam pencegahan, yaitu keengganan masyarakat untuk memeriksakan diri. Program seperti sadari (periksa payudara sendiri) dan sadanis (pemeriksaan oleh tenaga kesehatan) telah diperkenalkan, dan fasilitas puskesmas kini dilengkapi dengan pemeriksaan USG payudara. Pemeriksaan mamografi juga dianjurkan sebagai bagian dari medical check-up rutin.
Namun, hambatan seperti rasa malu, tabu, dan ketakutan menerima hasil diagnosis masih menjadi penghalang. Dr. Nadia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini agar peluang kesembuhan meningkat.