ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) adalah istilah yang merujuk pada individu dengan gangguan kesehatan mental. Kondisi ini memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku sehingga memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Gangguan jiwa terdiri dari berbagai jenis dan berkisar ringan hingga berat. Beberapa contoh kondisi gangguan jiwa, yaitu depresi, gangguan kecemasan, bipolar, dan skizofrenia.
Penyebab gangguan jiwa pada ODGJ sangat bervariasi dan umumnya kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks.
Beberapa penyebab utama gangguan jiwa, antara lain:
1. Faktor genetik
Gangguan jiwa dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan jiwa, seperti skizofrenia atau bipolar, punyarisiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan serupa.
2. Ketidakseimbangan kimia otak
Mayoritas gangguan kesehatan mental jugal dikaitkan dengan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.
Neurotransmitter adalah senyawa kimia yang membantu sel saraf di otak berkomunikasi satu sama lain.
Ketidakseimbangan dalam kadar neurotransmitter, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin, dapat memengaruhi suasana hati, emosi, dan perilaku seseorang.
3. Trauma dan stres
Pengalaman trauma atau tekanan emosional yang berat, seperti kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau kehilangan orang yang dicintai, dapat memicu terjadinya gangguan jiwa.
Trauma yang terjadi pada masa kanak-kanak, terutama selama periode perkembangan otak bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan mental di kemudian hari.
Selain itu, stres kronis akibat tekanan pekerjaan, masalah keluarga, atau situasi hidup yang tidak stabil juga dapat memicu atau memperburuk kondisi gangguan jiwa.
4. Faktor biologis
Beberapa kondisi fisik atau gangguan pada otak juga dapat menjadi penyebab gangguan jiwa.
Misalnya, cedera kepala, infeksi yang mempengaruhi otak (seperti meningitis), atau penyakit neurologis seperti epilepsi dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan mental.
Penyalahgunaan zat, seperti narkoba dan alkohol, juga sering dikaitkan dengan gangguan jiwa, baik sebagai pemicu maupun faktor yang memperparah kondisi tersebut.
5. Lingkungan sosial dan ekonomi
Faktor lingkungan juga bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Orang yang hidup dalam kemiskinan, mengalami pengangguran jangka panjang, atau terisolasi secara sosial, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental.
Tekanan sosial, stigma, diskriminasi, dan ketidakmampuan untuk mengakses layanan kesehatan mental yang memadai juga dapat memperburuk kondisi ODGJ.
Dalam penanganan pasien ODGJ di Wilayah Kerja Puskesmas Jumo, Petugas Pemegang Program ODGJ melakukan kunjungan ke rumah ODGJ setiap bulannya. Tujuannya adalah untuk mengontrol orang dengan gangguan jiwa dalam penanganannya apakah keluarga selalu memantau dalam pemberian obat, kemudian adakah perkembangan yang baik pada ODGJ. dan memberikan dukungan sosial bagi penderita, karena sangat penting dalam proses pemulihan ODGJ. Interaksi sosial yang positif dapat meningkatkan kualitas hidup dan mempercepat pemulihan pengidap gangguan jiwa.Selain itu, partisipasi dalam kelompok dukungan dapat membantu ODGJ merasa didengar dan dipahami, yang bisa sangat mendorong secara emosional.
Integrasi Puskesmas