Buletin Epidemiologi Puskesmas Bulu – Minggu 1–49 Tahun 2025
Buletin ini memuat situasi penyakit potensial KLB, tren mingguan penyakit, capaian surveilans imunisasi (PD3I), penyakit berbasis lingkungan, zoonosis, hingga sinyal alert SKDR. Secara umum, tren kasus masih terkendali, namun terdapat beberapa indikator yang membutuhkan penguatan deteksi dini dan respon cepat.
1. Kasus Baru Mingguan SKDR
Grafik pada halaman awal menunjukkan 9 penyakit potensial KLB dilaporkan melalui SKDR.
ISPA menjadi penyakit terbanyak sepanjang minggu 1–49.
BULETIN EPID MINGGU 49 PUSKESMA…
Poin penting:
-
Tingginya ISPA menuntut peningkatan edukasi PHBS, terutama:
-
Cuci tangan pakai sabun
-
Memakai masker saat batuk/flu
-
Istirahat cukup dan nutrisi baik
-
Menghindari rokok
-
-
Indikasi KLB tidak ditemukan pada periode ini.
2. Surveilans PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
Terdapat dua indikator utama PD3I:
-
Discarded Campak/Rubella
-
Target: 2/100.000
-
Capaian: 13 (melampaui target)
-
-
AFP Non-Polio
-
Target: 2/100.000
-
Capaian: 0 (belum ada kasus ditemukan)
-
Catatan:
-
Tidak optimalnya deteksi dini AFP non-polio di dalam maupun luar gedung.
BULETIN EPID MINGGU 49 PUSKESMA…
3. Analisis Penyakit Saluran Pencernaan
Grafik menunjukkan kasus:
-
Diare dilaporkan hampir setiap minggu.
-
Terjadi peningkatan sejak minggu ke-29 hingga minggu 49, tetapi tidak mengarah pada KLB.
-
Kenaikan kemungkinan karena pelaporan epus yang lebih baik.
BULETIN EPID MINGGU 49 PUSKESMA…
4. Analisis Penyakit Saluran Pernapasan
Jenis penyakit yang dianalisis:
-
ISPA
-
Pneumonia
-
ILI (Influenza Like Illness)
Temuan:
-
ISPA meningkat stabil sejak minggu ke-29 sampai minggu 49, tanpa indikasi KLB.
-
Kasus Pneumonia: 88 kasus, masih di bawah target pelaporan.
-
Pelaporan menggunakan epus meningkatkan akurasi data mingguan.
BULETIN EPID MINGGU 49 PUSKESMA…
5. Analisis Zoonosis & Vector-Borne Disease
Penyakit yang dipantau:
-
Demam Dengue (DBD & suspek)
-
GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies)
Temuan dari grafik halaman 2–3:
-
Puncak kasus dengue terjadi pada awal tahun, tertinggi di Desa Mondoretno dan Danupayan.
-
Kasus menurun sepanjang tahun, tetapi kasus tetap ada setiap bulan.
-
3 kasus GHPR berasal dari gigitan kucing (Desa Gondosuli, Pagergunung, dan Bulu).
-
Hewan diperiksa dokter hewan dan tidak menunjukkan tanda rabies. Pasien dalam kondisi aman.
BULETIN EPID MINGGU 49 PUSKESMA…
6. Kasus Alert SKDR
Grafik alert menunjukkan sinyal potensi KLB untuk beberapa penyakit.
Sinyal HFMD (Hand, Foot, Mouth Disease) paling banyak muncul (12 kali) hingga minggu epidemiologi ke-12.
Penyakit lain yang memunculkan alert:
-
ISPA (6 alert)
-
Suspek Campak (11)
-
Diare (7)
-
Pneumonia (7)
-
ILI (5)
-
Tifoid (3)
-
GHPR (1)
-
Jaundice akut (1)
BULETIN EPID MINGGU 49 PUSKESMA…
Interpretasi:
-
HFMD perlu perhatian lebih (kewaspadaan dini & respon cepat).
-
Diperlukan penerapan PHBS di masyarakat untuk mencegah transmisi.
7. Rekomendasi dari Puskesmas Bulu
Terdapat 7 rekomendasi utama:
-
Menguatkan deteksi dini AFP non-polio melalui koordinasi lintas unit.
-
Edukasi pentingnya imunisasi rutin dan lengkap.
-
Penyuluhan penyakit menular (faktor risiko dan pencegahan).
-
Peningkatan kapasitas petugas untuk penemuan pneumonia.
-
Memperkuat edukasi PHBS di rumah, sekolah, dan masyarakat.
-
Melakukan respon alert < 24>
-
Meningkatkan konsistensi pelaporan mingguan oleh pustu/PKD.
BULETIN EPID MINGGU 49 PUSKESMA…
RINGKASAN SINGKAT
Sepanjang Minggu 1–49 tahun 2025, Puskesmas Bulu mencatat dominasi kasus ISPA dan diare tanpa indikasi KLB, capaian surveilans campak yang melampaui target, tetapi nihil temuan AFP non-polio. Kasus pneumonia masih di bawah target pelaporan. Dengue menunjukkan pola menurun meski tetap terjadi setiap bulan. HFMD menjadi alert terbanyak dalam SKDR. Puskesmas merekomendasikan penguatan deteksi dini, edukasi imunisasi, peningkatan pelaporan, respon cepat alert, serta penguatan PHBS.
Integrasi Puskesmas